Wednesday, October 17, 2018

Perjalanan (Part 1)

Hai, Diaryku! Lama sekali tidak bercerita denganmu. Terakhir kali, 2013?

***

Sekarang usiaku 23 tahun, aku sudah menjadi seorang Ibu dari seorang anak perempuan yang sangat cantik. Banyak cerita yang terlewati, ya?
Ya, kehidupanku sebagai seorang Ibu dan seorang Istri tidaklah mudah. Begitu banyak pilu yang pada akhirnya tetap ku simpan sendiri. Sesekali aku menengok ke belakang, mengingat lagi masa-masa dimana semuanya terasa mudah. Sering terbesit penyesalan, harapan untuk dapat menjalani hidup seperti di masa lalu, saat dimana aku belum tau sebesar apa tanggung jawab itu. Tapi setelah itu aku menangis, dan aku sadar, aku sudah jatuh cinta pada anak pertamaku, Alula. Rasa untuk kembali ke masa lalu terkalahkan oleh rasa untuk melihat anakku tumbuh dewasa. Saat itulah  Tuhan memberiku banyak kekuatan untuk menjalani hidup yang berat ini.

Hidupku cukup berat, banyak luka dan pilu yang ku pendam sendiri. Ketika berumah tangga, circle ku pun mulai mengecil, aku tidak bisa berbagi kisah hidupku dengan sembarang orang lagi sekarang.
Awalnya, ketika menjadi seorang Ibu dan Istri, aku banyak sekali mengeluh. Aku selalu bertanya, mengapa semuanya tidak sesuai yang ku harapkan,ya? Mengapa semuanya begitu berat, ya? Aku tidak sanggup, ingin pergi rasanya.
Lambat laun, aku sadar. Bahwa tak ada alasan untuk kecewa pada pilihan. Tak ada alasan untuk mengeluh dan tak bersyukur.
Sekarang, aku berdamai dengan kenyataan. Kenyataan bahwa tak semua hal harus melulu sesuai keinginan kita. Kembali lagi, Tuhan memberi apa  yang kita butuhkan, bukan inginkan.

Tapi, di lain itu, menghabiskan hidup dengan seseorang yang sering membuat goresan di hati dan menumpahkan air mata, juga bukan hal yang mudah bagiku. Sulit rasanya untuk berdamai dengan itu.

Bahkan, menceritakannya saja aku tak kuasa. Apakah ini cerminan diriku?

No comments:

Post a Comment